Memondokkan Anak Sejak Dini
Kewajiban Orang Tua Untuk Mendidik Anak
Sebagai pijakan utama dalam pembentukan pribadi anak,
kewajiban orang tua dalam mendidik anaknya tidak dapat dipandang sebelah mata.
Selain memberikan kasih sayang, orang tua bertanggung jawab untuk memberikan
arahan, disiplin, dan pendidikan moral kepada anak-anak mereka. Orang tua juga
memiliki tanggung jawab untuk memberikan pendidikan keagamaan meliputi kegiatan
ibadahnya terutama ibadah solat dan sebagainya.
Habib Abdulloh bin Husain bin Thohir bin Muhammad bin Hasyim Ba'alawiy beiau mengatakan dalam kitab Is`ad ar-Rofiq:
إسعاد الرفيق جز 1 ص 73
(يجب على ولي الصبي والصبية المميزين) من كل
من الأبوين وإن علال ولو من جهة الأم على المكافية فيسقط بفعل أحدهما عن الآخر
لأنه من الأمر بالمعروف ولذا خوطبت به الأم ولا ولاية لهم ثم الوصي فالقيم
فالملتقط ومثله السيد والمودع والمستعير (أن يأمرهما) أي الصبي والصبية (بالصلاة)
ولو قضاء وبغيرها من الأمور الشرع الظاهرة ولو سنة كسواك وينهاهما عن منهياته ولو
مكروها كالشرب قائما ولا بد مع الأمر من التهديد لكن بغير ضرب (و)
أن(يعلمهما)بنفسه أو نائبه أحكامها أي الصلاة من شروط وأركان.
Artinya: "wajib bagi wali (orang tua atau seatasnya seperti kakek nenek sekalipun dari jalur ibu) dari seorang
anak kecil yang sudah tamyiz baik laki-laki atau perempuan untuk memerintahkan
melakukan ibadah solat sekalipun solat Qodlo dan perintah syariat yang sudah tidak asing lagi bagi seorang anak
seperti kesunahan bersiwak, dan juga wajib bagi wali atau penggantinya untuk memberikan
pelajaran tentang hukum solat meliputi
syarat dan rukunnya” (Habib
Abdulloh bin Husain bin Thohir, Is`ad
ar-Rofik, CD Maktabah Syamilah, juz 1 Hal 73)
Sudahkah gugur kewajiban orang tua dengan memondokkan anak
Problematika muncul ketika orang tua seolah-olah berpangku
tangan atas kewajiban diatas, sehingga inisiatif yang muncul adalah memasrahkan
putra putrinya ke pondok pesantren, seolah-olah kewajiban memberikan ilmu
keagamaan sudah terwakilkan oleh kiyai dan pengurus pondok, motifnya dan alasanya
beragam, diantaranya ada orang tua memasrahkan anaknya ke pesantren dikarenakan
anaknya super nakal sampai orang tua nya kewalahan untuk mengurusnya, dari
kronologi diatas apakah tanggung jawab orang tua untuk mendidik anaknya sudah
gugur dengan cara memasrahkan kepondok pesantren?
kewajiban orang tua untuk mendidik anak sudah gugur dan terwakilkan dengan cara memasrahkan kepondok pesantren, dikarenakan mendidik anak adalah kewajiban kifayah (kolektif) yang apabila telah ada seseorang yang mendidiknya maka gugurlah kewajiban atas yang lainnya. seperti hal yang telah diungkapkan dalam kitab I`ana At-thalibin
(قوله: أي يجب على كل من أبويه وإن علا) أي ولو من جهة الأم والوجوب كفائي فيسقط بفعل أحدهما: لأنه من الأمر بالمعروف، ولذا خوطبت به الأم ولا ولاية له
artinya: "wajib bagi orang tua atau seatasnya seperti kakek nenek meskipun dari jalur ibu (untuk memerintahkan solat) dan kewajiban ini bersifat kolektif (kifayah) sehingga bisa gugur kewajibannya ketika ada orang yang memrintahkan anak untuk solat dalam rangka amar makruf nahi munkar dikarenakanya maka seorang ibu juga tertuntut untuk memrintahkanya" (I`ana at-Thalibin, Abu Bakar Ustman Bin Muhammad Syatho, CD Maktabah Syamilah)
kewajihban kolektif (kifayah) ini bersifat dugaan saja (dzon) dalam artian sudah ada dugaan kuat bahwasanya anak yang dimasukan pondok pesantren akan ada yang membimbing dalam mengenyam pendidikan agama dan yang memerintahkan kewajiban syariat lainya
(المسألة) الرابعة (التكليف بفرض الكفاية منوط بالظن لا بالتحقيق) التكليف به منوط بالظن لا بالتحقيق، فإن ظن أنه قام به غيره سقط عنه الفرض.
Artinya: " mas`alah yang ke empat adalah tuntutan melakukan kewajiban kolektif (kifayah) ditangguhkan dengan adanya dugaan orang yang melakukan kewajiban tersebut, tidak harus tau secara nyata adanya orang yang melakukan kewajiban tersebbut, jika ada dugaan ada yang melakukannya maka maka gugurlah kewajiban tersebut"" (al Bahrul Muhith Fi Ushul Fiqih, Al Imam Az-Zarkasyi, CD Maktabah Syamilah)
Sekian dan terima kasih teriring do`a Jaza Kumullah Ahsanal Jaza.
Posting Komentar untuk "Memondokkan Anak Sejak Dini"